Ilmu dan Teknologi Kelautan

Risiko Bencana Tsunami (Kasus : Sukabumi)



Analisis risiko bencana tsunami dilakukan untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mengantisipasi dan menurunkan tingkat risiko tsunami yang dimiliki wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi, sedangkan tujuannya adalah mengetahui sejauhmana tingkat risiko wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi dalam menghadapi bencana tsunami yang mungkin terjadi. Menurut Davidson (1997) hubungan antara faktor resiko, faktor bahaya, faktor kerentanan dan faktor ketahanan tercermin dalam model matematis (model ini telah dimodifikasi dan disesuikan dengan bahan kajian) sebagi berikut :


HDRI = WHH + WVV + WCC

Dimana:
HDRI = Nilai resiko bencana (Hazard Disaster Risk Index)
WHH = Nilai faktor bahaya (Weight Hazard)
WVV = Nilai faktor kerentanan (Weight Vulnerability)
WCC = Nilai faktor ketahanan (Weight Capacity)


Berdasarkan peta tingkat risiko bencana tsunami terlihat sebagian besar wilayah Pesisir Sukabumi memiliki tingkat risiko tinggi sampai sedang dan berdasarkan hasil pengamatan lapangan terdapat 3 wilayah yang perlu diwaspadai antara lain :

  • Faktor bahaya, dengan indikator zona bahaya rendah, bahaya sedang dan bahaya tinggi. Pembagian zona ini berdasar pada kondisi tingkat kelerengan pantai, peringkat jenis batuan, peringkat kekasaran pantai, genangan tsunami, akumulasi energi gempa dan intensitas gempa. Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah.
  • Faktor kerentanan dengan sub faktor kerentanan fisik, sosial kependudukan, sosial ekonomi dan lingkungan. Indikator dari sub-faktor kerentanan tersebut yaitu kerentanan fisik, kerentanan sosial kependudukan, kerentanan sosial ekonomi dan kerentanan lingkungan. Indikator - indikator kerentanan tersebut berpengaruh terhadap dampak yang akan timbul jika bahaya tsunami terjadi di suatu wilayah.
  • Faktor ketahanan dengan sub faktor sumber daya alami, sumber daya buatan, dan mobilitas. Faktor ketahanan ini merupakan komponen penting terutama dalam penyelamatan penduduk sebelum terjadi bencana, pada saat dan setelah terjadi bencana tsunami.
  • Desa Ciwaru (Teluk Ciletuh) Kecamatan Ciemas, memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa pesawahan dan pemukiman serta berada pada sebuah teluk yang menghadap langsung ke Samudera Hindia.
  • Desa Gunungbatu (Tanjung Ujung Genteng) di Kecamatan Ciraca, memiliki topografi pedataran dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan pesawahan serta berhadapan langsung dengan samudera Hindia.
  • Hampir sepanjang pesisir pantai Kecamatan Tegalbulued, memiliki topografi pedataran dengan      penggunaan lahan pesawahan dan pemukiman penduduk serta berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia.
Langkah antisipasi yang perlu segera dilakukan adalah melakukan adaptasi dan sosialisasi pada masyarakat untuk mewaspadai wilayah-wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi.


Risiko Bencana Tsunami (Kasus : Sukabumi) categorized : Marine Technology
No comment Add a comment

Komentar dari Anda akan sangat saya hargai.

Cancel Reply
GetID